Seorang pemuda yang lama menganggur akhirnya memutuskan untuk mencoba jadi gigolo. Pengalaman pertamanya yang tak terlupakan adalah bertemu seorang ibu muda cantik dan parlente dengan mobil mewah. Pemuda itu dibawa dengan mobil mewah menuju ke sebuah rumah besar milik ibu muda tersebut.
Sesampainya dirumah, dia dimasukkan ke dalam sebuah kamar. Si pemuda sangat gemeteran karena ini adalah pertama kalinya masuk ke kamar wanita. Pikirannya sudah macam-macam, bingung dan juga kikuk.
Semakin berpikir seperti itu, birahinya juga semakin timbul. Sebelum melakukan adegan yang mendebarkan ibu muda itu berkata, "Lepas dulu bajumu dan tunggu aku disini, ok?"
"Jangan ke mana-mana!", ujar ibu muda itu lagi sembari keluar dari kamar.
Pemuda itu makin bingung karena ditinggal sendirian. Sebetulnya dia malu untuk telanjang karena tubuhnya kurus. Akhirnya dia melepas semua bajunya, dan menunggu di kamar. "Ah sudah kepalang tanggung", pikirnya.
Tak lama kemudian, ibu itu masuk ke dalam kamar. Kali ini diikuti oleh dua orang anaknya yang masih kecil. Ibu itu berkata kepada kedua kedua anaknya, "Nah, Wati... Budi..., kalian harus banyak makan, kalau tidak mau badan kalian kurus kering seperti Oom ini".
Kondom
Paijo seorang penduduk desa yang sangat lugu, sedang bingung bagaimana caranya supaya istrinya tidak hamil lagi, karena anak mereka sudah 8 orang. Dari obrolan Paijo, akhirnya tetangganya pun mengetahui keresahan Paijo dan menyarankannya untuk ikut program Keluarga Berencana (KB).
Beberapa hari kemudian pergilah Paijo dan istrinya ke Puskesmas terdekat. Di Puskesmas, dokter memberikan penjelasan kepada Paijo tentang bermacam-macam alat KB yang biasa digunakan para peserta KB. Akhirnya Paijo pun dipersilahkan memilih alat KB apa yang dia rasa cocok. Setelah mempertimbangkan biaya dan kemudahannya, akhirnya Paijo memutuskan untuk mencoba menggunakan kondom.
Lantas Paijo dan sang istri pun pulang ke rumah. Malamnya, Paijo yang sudah kebelet, langsung ingin praktek menggunakan alat tersebut.
Ternyata beberapa minggu kemudian sang istri mual-mual dan menunjukkan gejala hamil muda. Paijo pun membawa sang istri untuk diperiksa di Puskesmas dan kebetulan dilayani oleh dokter yang sama. Setelah hasil tes menunjukkan bahwa sang istri positif hamil, Paijo segera saja marah besar dan menuding sang dokter sebagai pembohong karena alat KB yang disarankannya ternyata tidak berfungsi. Sang dokter pun berusaha menenangkan Paijo sambil menanyakan bagaimana cara Paijo menggunakan kondom tersebut.
Si Paijo manjawab sambil mempraktekkan dengan jarinya, "Begini Pak Dokter, saya buka kotaknya, di dalamnya ada kondom yang masih tergulung, lalu saya keluarkan kondomnya dan saya pasang ke alat kelamin saya dengan membuka gulungannya..."
Sang dokter yang memperhatikan penjelasan Paijo tiba-tiba memotong, "Ya, sudah benar begitu.."
Namun Paijo segera melanjutkan, "lalu setelah gulungannya habis, saya lihat di ujungnya ada sisa sedikit, Pak Dokter... lantas saya potong ujungnya, biar pas..!"
Ayat 15
Sepasang kekasih baru yang bekerja sebagai pekerja sosial, Hamid dan Rosni selalu bersama walau kemana pun.
Suatu malam ketika mereka berdua keluar berkencan,
Hamid: "Kita mau kemana nih?"
Rosni: "Terserah deh ... kemana aja boleh"
Hamid: "Gimana kalau kita ke pantai.."
Rosni: "Boleh.."
Setelah sampai di pantai mereka berdua tidak keluar dari mobil dan hanya beristirahat sambil ngobrol di dalam mobil.
Mulanya ngobrol biasa, lama-kelamaan, Hamid meletakkan tangannya di paha Rosni. Nampaknya Rosni tidak keberatan, lalu beberapa menit kemudian Hamid mengerakkan tangannya semakin naik ke atas paha Rosni. Rosni masih juga tidak terlihat keberatan, akhirnya ketika Hamid mengerakkan tangannya semakin naik ke atas lagi, tiba-tiba Rosni berkata dengan sopan, "Bang... ingat ayat 15 dalam Sumpah Pekerja Sosial..."
Setelah mendengar teguran si Rosni, Hamid langsung menarik tangannya menjauh dari paha Rosni walaupun sebenarnya dia tidak ingat isi ayat 15 itu.
Hamid: "Maafkan saya"
Rosni: "Nggap apa-apa.."
Singkat cerita, si Rosni pun akhirnya diantar pulang oleh si Hamid yang juga langsung pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, Hamid langsung masuk ke kamar dan membuka buku Sumpah Pekerja Sosial dan mencari ayat 15 yang ternyata berisi:
"Teruskan Usahamu, Jangan Berhenti Setengah Jalan"
Iklan Jodoh
Ada seorang janda muda cantik dan kaya yang baru saja di tinggal mati suaminya yang tertubruk trailler ban 22.
Janda itu kemudian membuat iklan di suatu surat kabar terkenal di kotanya.Dalam iklannya disebutkan bahwa ia mencari seorang pemuda tipe apa saja asal sanggup memenuhi 4 (empat) kriteria, yaitu:
1. Tidak mementingkan kecantikan/kejelakan istri.
2. Tidak suka menampar/memukul istri.
3. Tidak lari dari tanggung jawabnya sebagai suami.
4. Ini adalah syarat yang paling penting dan utama sekali, yaitu dapat memuaskan istri di atas ranjang.
Beberapa hari kemudian datang seorang pemuda cacat jasmani mencoba melamar,
Pemuda: "(tok tok tok tok!!!) spada? anybody home?"
Janda: "Yupss! Ada apa yaa?"
Pemuda: "Maaf, benarkah anda yang memasang iklan ini?" (sambil menunjukkan surat kabar).
Janda: "ya , benar!, emangnya ada apa ya?"
Pemuda: "Saya mencoba melamar!!!"
Janda: "Memangnya anda memenuhi kriteria yang saya ajukan ?"
Pemuda: "Anda mau bukti? Pertama, Anda minta pria yang tidak memandang apakah Anda cantik/jelek walaupun Anda cantik. Saya kan buta, mana bisa saya memandang paras Anda, betulkan? Kedua, Anda minta pria yang tidak suka menampar atau
memukul istri, kedua tangan saya kan buntung , mana bisa saya menampar atau memukul Anda. Benar kan? Ketiga, Anda minta pria yang tidak lari dari tanggung jawab, kedua kaki saya kan lumpuh, mana bisa saya lari dari Anda, Betul nggak?"
Janda: "Betul sih!, tapi saya tidak yakin dengan kriteria keempat, apakah Anda mampu melakukannya?"
Pemuda: "Eit!, anda jangan anggap remeh dong!!, memangnya Anda pikir saya ngetok pintu tadi pakai apa?????"
Curhat
Pada suatu hari, entah ada angin apa Susi pergi ke rumah Roni. Setelah sampai disana dan menemui Roni, Susi mulai bercerita sambil menangis tersedu-sedu,
Susi: "Ron, gua mau curhat nih sama loe.."
Roni: "Boleh..."
Susi: "Si Rio kurang ajar banget sama gue... Masa' dia nyium bibir gue tanpa seijin gue..."
Roni: "Hah! Brengsek si Rio, dia nyium bibir loe... kayak gini??" (lalu si Roni langsung nyium Susi)
Susi: "Iya... trus dia langsung pegang buah dada gue, Ron.."
Roni: "Apa! Nekat bener tuh anak... dia pegang dada loe... kayak gini?" (Roni pun langsung mempraktekkannya)
Susi: "Iya Ron... dia juga masukin anunya ke sini.....(Susi menunjuk bagian bawah nya)
Roni: "APA?? udah bener-bener kelewatan si Rio, dia masukin anunya kesitu? kayak gini?" (ini juga dipraktekkan oleh Roni)
Susi: "Iya, abis itu dia goyang-goyang anunya..."
Roni: "Kayak gini??"
Setelah Roni mempraktekkanya beberapa saat, Susi berkata lagi,
Susi: "Iya Ron, tapi abis itu dia bilang kalo dia mengidap AIDS..."
Roni: "A.. AA.. APA????? Dia mengidap AIDS????????!!!!"
Kali ini Susi mengangguk sambil terus menangis tersedu-sedu, sementara Roni menangis lebih keras dari pada Susi...
Waria
Tito berkenalan dengan Tini, seorang perempuan yang manis dan modis. Dengan mudah Tito berhasil mengajak Tini tersebut berjalan-jalan ke Puncak di malam hari. Tini pun sama sekali tidak keberatan ketika Tito mencoba meraba-raba pahanya, lalu mencium bibirnya.
Ketika gejolak nafsu mulai membakar seluruh tubuh Tito, Tini berkata bahwa ia perlu buang air kecil. Mereka keluar dari mobil dan setelah melihat sekeliling, Tito menunjuk semak-semak yang cukup gelap di dekat situ sebagai tempat yang aman untuk buang air kecil.
Sambil menuju ke semak yang ditunjuk Tito, Tini berkata, "Jangan ngintip lho. Awas kalau kamu ngintip!" Mendengar kata-kata tersebut Tito jadi terpikir, jangan-jangan Tini itu waria. Kecurigaan itu semakin menguat ketika Tito mengingat betapa mudahnya ia menyerahkan diri kepada lelaki yang baru dikenal.
Terdorong oleh kecurigaan tersebut, Tito pelan-pelan mengikuti Tini dan mencari tempat yang paling aman untuk mengamati dari belakang. Dilihatnya Tini membuka celananya dan mulai jongkok. Tito segera mendekat.
Ketika ia melihat benda bulat panjang menjulur ke bawah, Tito segera menyambarnya sambil berteriak, "Hayoo, ketangkap basah!!!"
"Hai, kok kamu ngintip sih??", teriak Titi kaget.
"Hah!! kok kamu be'ol sih??", teriak Tito lebih kaget lagi sambil tangannya yang baru saja meremas "kotoran" Titi.